Learning How To I Learn

Minggu, Juni 18, 2017


Assalamu'alaikum wr.wb

Halo,
Saat Saya menulis tulisan ini, bulan Ramadhan sudah memasuki 10 malam terakhir. Yang artinya setiap umat Muslim perlu mengencangkan "ikat pinggangnya", sebab ada keberkahan berlipat yang Allah berikan pada salah satu malamnya, yaitu di malam Lailatul Qadr. Semoga kita adalah hamba pilihan-Nya yang dapat merasakan keberkahan itu, aamiin.

Postingan Saya kali ini masih seputar dunia parenting. Sebelumnya Saya telah memilih jurusan disiplin Ilmu apa yang harus Saya pelajari dan kembangkan, yaitu Bagaimana agar menjadi Generasi Islam Idaman. Ya, jika Allah saja memiliki tujuan yang jelas dalam penciptaan kita sebagai makhluknya, maka Saya ingin sejalan agar tujuan itu tetap bisa kami penuhi sebagai hambaNya.

Memiliki anak keturunan adalah dambaan bagi setiap pasangan yang telah menikah. Pun dengan pribadi yang masih dalam masa penantian berjodoh, pasti ingin juga memiliki anak keturunan yang ketika bayinya lucu menggemaskan membuat orang sekitar tersenyum dan ketika sudah dewasa dapat menjadi anak yang berguna lagi bermanfaat serta berprestasi. Termasuk salah satunya ya diri Saya ini, menginginkan hal yang demikian.

Di sesi ke-5 dalam sebuah kelas materikulasi yang sedang Saya ikuti, materi sudah sampai pada pembahasan Bagaimana Cara Belajar. Cukup membuat Saya berpikir lebih dalam apa maksudnya materi ini.

Ya kita tahu mayoritas masyarakat tidak terlalu mempersoalkan pendidikan yang akan diberikan di dalam keluarga ketika mereka memiliki anak. Melainkan mereka lebih memikirkan Institusi Sekolah yang mana yang akan mereka pilih untuk tempat anak mereka sekolah nantinya?
Sadar tidak? ditambah lagi bagi ibu-ibu yang memiliki bayi baru lahir dan balita lebih difokuskan pada urusan perkembangan secara medis seperti imunisasi, dan lain sebagainya. Lalu di mana letak pendidikan itu ditempatkan?? Wajar saja pendidikan seperti menjadi bencana yang baru disadari terjadi pada waktu belakangan.

Jujur saja, Saya sebagai calon orang tua tidak ingin kesalahan pemikiran mayoritas tersebut kembali terulang dan terjadi pada kehidupan generasi Saya selanjutnya.
Maka dari itu untuk mencapai tujuan, Saya perlu banyak belajar meningkatkan pengetahuan, kualitas sebagai calon Ibu.
Mudah-mudahan calon Suami Saya juga sedang mempersiapkan dan memikirkan hal yang sama dengan Saya. aamiin

Perlu kita sadari bahwa setiap manusia itu unik, iya artinya setiap bayi yang dilahirkan ke dunia itu unik. Ia akan bertumbuh dan berkembang menjadi anak yang unik. Sudah selayaknya kita sebagai yang lebih tua menjadi fasilitaor mereka dalam mengembangkan pemahaman yang dibawanya sejak lahir.

Banyak cara yang bisa dilakukan setiap orang tua kepada anaknya. Saya yang dahulu mendapatkan cara didik yang berbeda dari orang tua Saya, pun ketika mereka masih kecil dahulu tentunya mendapatkan hal yang berbeda dari apa yang ia berikan kepada Saya sebagai anaknya. Tapi tahukah Anda? bahwa sebenarnya cara pengajaran yang diterima orang tua kita sangat mempengaruhi apa yang ia berikan pada kita itu, ya sama juga pada apa yang nantinya akan kita berikan kepada generasi keturunan kita. Kalau saya boleh simpulkan adanya pengaruh IMPLIKASI terhadap Cara mendidik. Maka kita perlu evaluasi pada setiap jamannya, karena belum tentu hal yang sama kita terima bisa kembali kita terapkan kepada generasi selanjutnya.

Nah, sebagai fasilitator estafet selanjutnya, kita perlu dong ya menstimulus mereka agar mampu menjadi keturunan yang kita dambakan yang tentunya disesuaikan dengan fitrah yang dibawanya sejak lahir. Kita tidak bisa memaksakan 100%, namun kita bisa membangkitkan, mengarahkan, dan menumbuhkembangkan apa yang ada pada mereka.

Berhubung status Saya masih single, Saya belum mempunyai pengalaman dalam mendidik anak, sehingga yang dapat Saya lakukan adalah menghadirkan keberadaan mereka dalam imajinasi Saya kemudian Saya mencoba menganalisa dari data-data yang telah Saya dapatkan di berbagai sumber.

Berikut adalah caranya :
  1. Belajar dengan hal, cara, dan motivasi yang berbeda dari orang pada umumnya
  2. Memulai sejak dini tanpa tunda
  3. Mengevaluasi yang telah dilakukan
  4. Melakukan double Aksi untuk dapat ditularkan kepada lainnya.
Mungkin ini adalah versi pertama cara yang dapat Saya terapkan nantinya. Apakah cara ini akan berhasil, itu dapat dilihat nantinya.

Berikut juga Learning Design yang telah Saya rancang untuk kelak digunakan di dalam keluarga Saya bersama suami.


 Baiklah Saya rasa pembahasan ini dicukupkan terlebih dahulu. Akan Saya lanjutkan di edisi selanjutnya yaa :)

Ahad, 23 Ramadhan 1438H
With Love,
@aprizahapsari

Disclaimer : Tulisan ini ditujukan juga sebagai salah satu Tugas Nice Home Work Program Matrikulasi Institute Ibu Profesional.

You Might Also Like

1 comments

  1. wah sama nih mbk kita masih single. smoga Allah sgrakan brtmu jdoh y mbk hehe. btw, thnks sharing ilmunya mbk :D

    BalasHapus

Pengaturan komentar ini menggunakan moderasi. Harap bersabar ya. Terima kasih atas komentar yang dikirimkan.

Dapoer Sate Maranggi Seeu Haah

OFFICIAL WEBLOG OF

OFFICIAL WEBLOG OF
Provides you with information about Human Resource, Business, and Personal Development